Membuat Tandingan Selain Allah; Awal Kemunculan Syirik Rububiyah
![]() |
| Illustrasi, sesembahan |
Barangkali kesyirikan perdana dalam masalah ini ialah yang digagas oleh Abdullah bin Saba'[1] sang Yahudi tulen, dimana dia lah yang menyekutukan Allah ta'ala pertama kali dalam perkara rububiyah dengan cara membikin tandingan bagi Dzat Allah Shubhanahu wa ta’alla. Yaitu dengan mengagungkan sahabat Ali radhiyallahu 'anhu melebihi kapasitasnya sebagai makhluk, hingga dirinya didaulat menjadi tuhan.[2] Disamping itu, dia adalah tokoh yang menggerakan pengikutnya untuk menyekutukan -Nya dalam perkara rububiyah dengan cara membikin tandingan dalam sifat dan perbuatan Allah Shubhanahu wa ta’alla.
Baca juga artikel berikut:
1. Akar Kesyirikan Dalam Asma dan Shifat Allah
2. Kapan Dan Bagaimana Kesyirikan Bisa Terjadi Di Umat Ini
3. Ta'thil Nama & Sifat Allah; Kesyirikan Pertama dalam Rububiyah
4. Membuat Tandingan Selain Allah; Awal Kemunculan Syirik Rububiyah
5. Awal Mula Munculnya Syirik Uluhiyah dan Ibadah
6. Fenomena Kaum Muslimin yang Terjerumus Kedalam Perbuatan Syirik
7. Peran Ulama dalam Memberantas Praktek Syirik dan Penyelewengan Aqidah
Salah satu pemahamannya ialah meyakini bahwa sahabat Ali mempunyai kehidupan abadi, dialah yang akan menghisab amal seluruh manusia kelak pada hari kiamat, yang menurunkan hujan, dan yang akan menghukum musuh-musuhnya. Serta keyakinan-keyakinan batil lainnya yang mengandung kesyirikan dalam perkara rububiyah yaitu dengan menjadikan sebagai tandingan -Nya dalam perkara sifat dan perbuatan -Nya. Dari uraian diatas bisa kita simpulkan bahwa awal mula munculnya kesyirikan rububiyah dengan menjadikan tandingan bagi Allah dengan dzat berawal dari sosok Abdullah bin Saba', seorang Yahudi tulen. Yang di ikuti oleh kebanyakan Rafidah ghulat (ekstrim)[3]. Juga dijiplak oleh sekte Isma'iliyah[4], Ubaidiyah[5], Qaramitah[6], Nushairiyah[7], Daruz[8], serta sekte Syi'ah sesat lainnya.
Begitu juga kesyirikan rububiyah dengan menjadikan tandingan bagi Allah Shubhanahu wa ta’alla dalam perkara sifat dan perbuatan -Nya juga muncul dari hasil gagasannya, sebagaimana telah lewat keterangannya. Abdullah bin Saba' secara tidak langsung telah mengkolaborasi antara menyekutukan Allah Shubhanahu wa ta’alla dalam rububiyah dengan membikin tandingan dalam rupa, dan menyekutukan -Nya dengan membikin tandingan dalam hal sifat dan perbuatan -Nya. Sebab, orang yang menetapkan adanya tuhan selain Allah Shubhanahu wa ta’alla secara otomatis akan memberikan sifat-sifat rububiyah dan perbuatannya sesuai selera dan hawa nafsunya.[9]
Kelompok yang terjatuh dalam kesyirikan jenis ini sangat banyak, yang justru mereka tidak menyekutukan Allah Shubhanahu wa ta’alla dalam perkara rububiyah dengan cara membikin tandingan dan dzat, semisal sekte Imamiyah dari sempalan Syi'ah, sufi yang bersikap ekstrim terhadap Nabi Muhammad Shalallahu ‘alaihi wa sallam, kepada guru-guru dan mursyid mereka.
Adapun Rafidah maka pokok kesesatan mereka dalam perkara ini, yaitu menyekutukan Allah Shubhanahu wa ta’alla dengan mengambil tandingan dalam dzat, sifat dan perbuatan. Berawal dari sikap mengekor pada Abdullah bin Saba', Yahudi tulen, seorang zindik yang berambisi ingin merubah ajaran Islam yang lurus menjadi agama Yahudi dan Nasrani. Bid'ah-bid'ah baru yang mereka buat bermuara dari pokok pemikiran Yahudi tadi. Dan akan datang keterangan paham-paham menyimpang mereka secara rinci, insya Allah pada pembahasan yang akan datang. Sedang sekte Batiniyah maka pahamnya dari awal sudah ingin menghancurkan pondasi-pondasi agama Islam. Mengaku adanya sekutu dan tandingan bagi -Nya, serta mempunyai teman yang diklaim bisa menciptakan langit dan bumi serta segala isinya.
Adapun sebab menyebarnya kesyirikan dengan menjadikan tandingan bagi Allah Shubhanahu wa ta’alla dikalangan sufi yaitu bermula dari sebagian orang dikalangan kaum muslimin yang tampil dengan penampilan kasyaf. Dan kelompok yang paling berbahaya bagi banyak orang dan paling sering menipu orang-orang bodoh ialah yang tampil dengan dandanan orang sholeh, mata cekung yang menandakan sering menangis, jenggot panjang menjulur, sorban panjang membentang, jubah putih, sambil membawa tasbih panjang, dengan penampilan tersebut mereka mengecoh seakan-akan mengajak kepada sunah, namun, hakekatnya sedang merobohkan dan memusuhi agama, dengan memakai jubah agamanya yang batil dan pemahaman yang sesat. Diantara tipu daya dan perbuatan makar mereka ialah mencampur adukan dan berdusta secara terang-terangan didalam menafsirkan ayat maupun dalam memahami hadits shahih, atau mentakwil sesuai dengan hawa nafsunya, atau berdalil dengan hadits palsu, baik disengaja maupun tidak.
Mereka terjatuh dalam sikap ghuluw terhadap dirinya sendiri, yaitu dengan klaim-klaim batil mampu mengatur kejadian alam semesta, mengetahui ilmu yang tersimpan, mampu untuk merubah sesuatu yang ditimbang. Kemudian tatkala tokoh-tokohnya meninggal maka datang para pengikutnya yang menyematkan pada mereka sama seperti ketika masih hidup, mengatakan punya karamah, dalam rangka menginginkan adanya individu makhluk yang disucikan. Mereka mengikuti umat pada generasi terdahulu yang terjatuh dalam kesesatan yang sama. Dan akan kami jelaskan beberapa jenis kesyirikannya secara ringkas dan rinci pada pasal yang akan datang insya Allah.
[1] . Lihat keterangannya dalam kitab Firaq bainal Firaq hal: 233 oleh Baghdadi. Dimana beliau mencantumkan sebagai orang pertama yang telah keluar dari Islam.
[2] . Lihat kitab Firaq bainal Firaq hal: 233 oleh Baghdadi. al-Bad'u wa Tarikh 5/125-129 oleh al-Maqdisi. Lisanul Mizan 3/289-290 oleh Ibnu Hajar. Mizanul I'tidal 2/426 Dzahabi.
[3] . Firaq bainal Firaq hal: 23, 24, 225-230, 233-266 oleh Baghdadi. Maqalaat Islamiyah 1/66-88 oleh al-Asy'ari. Milal wa Nihal 1/151, 176-191 oleh Syahrastani.
Rawafidh bentuk plural dari kata Rafidah nisbat kepada Rafidi. Sedangkan Rafdu secara bahasa bermakna meninggalkan. Adapun kata Rawafidh secara bahasa mempunyai arti pasukan yang pergi meninggalkan panglimanya, membiarkan dan mengacuhkan perintahnya.
Secara istilah Rafidah ialah firqah dari Syi'ah. Dinamakan seperti itu karena mereka meninggalkan Zaid bin Ali bin Husain, menolak dan mengkhianatinya. Yang sebelumnya mereka telah membai'atnya, kemudian mereka bertanya padanya, "Engkau berlepas diri kepada Abu Bakar dan Umar –radhiyallahu 'anhuma- atau tidak? Maka dirinya enggan memenuhi keinginan mereka, justru berkata, "Keduanya pembantu kakekku Rasulallah shalallahu 'alaihi wa sallam". Mereka lalu berkata, "Kalau demikian kami menolakmu". Akhirnya, mereka menolak Zaid bin Ali bin Husain. Dan beliau mengatakan, "Kalian telah menolakku". Itulah kenapa mereka dinamakan Rafidah, dari kata Rafdu. Dijelaskan bahwa pada waktu itu ada beberapa orang yang tetap membela beliau, dan kelompok yang membelanya dinamakan dengan aliran Zaidiyah. Lihat keterangannya dalam kitab Firaq bainal Firaq hal: 24-25 oleh Baghdadi. Siyar a'lamu Nubala 5/390 oleh Dzahabi. Tajul Arus 5/34 oleh Zabidi.
[4] . Isma'iliyah kelompok yang dinisbatkan kepada Isma'il bin Ja'far ash-Shadiq (w 198 H). Firqah ini termasuk sempalan dari sekte Rafidah Imamiyah. Dan kelompok Imamiyah setelah ditinggal mati oleh Ja'far ash-Shadiq pada tahun 147 H, pecah menjadi beberapa kelompok, yang paling terkenal diantaranya yaitu, al-Mausuwiyah, dan al-Isma'iliyah. Diantara ucapan mereka, ialah menyakini bahwa Musa al-Kadhim bin Ja'far ash-Shadiq termasuk Imam yang dua belas. Keyakinan kedua menyakini bahwa Isma'il bin Ja'far ash-Shadiq ialah imam mereka, inilah kelompok yang disebut dengan Isma'iliyah. Setelah itu kelompok ini pecah tatkala menyikapi Muhammad bin Isma'il, dirinya diklaim telah kembali setelah lama bersembunyi. Inilah kelompok pecahan yang dinamakan dengan al-Waqifiyah. Keyakinan mereka mengatakan bahwa para imamnya sedang bersembunyi, kemudian kelak akan muncul. Ini semua termasuk kelompok Isma'iliyah al-Batiniyah.
[5] . Ubaidiyah ialah kelompok sempalan dari Isma'iliyah –pada kebanyakan aqidah yang mereka pegang- yang dinisbatkan kepada Ubaidillah al-Mahdi. Para pengikutnya mengklaim, "Sesungguhnya ia termasuk dari keturunan Fatimah az-Zahra dan keturunan Maimun al-Qadah". Kelompok Ubaidiyah termasuk aliran yang banyak sekali melakukan perbuatan bid'ah, khurafat dan kesyirikan. Lihat keterangan lebih lanjut dalam kitab Firaq bainal Firaq hal: 170 oleh Baghdadi. Nasy'atul Fikr Falsafah fii Islam 2/487-511 oleh an-Nasyar.
[6] . Qaramitah ialah aliran Syi'ah para pengikut Hamdan Qarmath. Salah seorang penyeru aqidah Batiniah dan pimpinannya. Dari ahli Kufah, mereka dinamakan dengan Batiniyah karena keyakinannya dalam masalah syari'at yang mengklaim syari'at adalah sesuatu yang batin tidak nampak. Lihat keterangannya dalam kitab Fadha'ih Batiniyah (kerusakan sekte Batiniyah) hal: 11-18 oleh al-Ghazali.
[7] . Nushairiyah aliran dari firqah Syi'ah yang ekstrim. Mereka mengatakan, 'Kebenaran akan nampak dengan penampilan Ali dan para Imam'. Oleh sebab itu dinisbatkan pada mereka nama Ali Ilahiyah. Mereka adalah kelompok yang lebih kafir dari pada Yahudi dan Nasrani. Lihat keterangannya dalam kitab al-Milal wa Nihal 1/168-169 oleh Syahrastani. Minhaj Sunah 2/409 oleh Ibnu Taimiyah.
[8] . Daruz ialah salah satu kelompok sempalan Isma'iliyah Ubaidiyah ekstrim yang menuhankan penguasanya karena perintah Allah. Mereka mengingkari semua berita yang disebutkan oleh Allah tentang hari kiamat mulai balasan dan adzab. Mereka muncul pada permulaan abad ke lima hijriyah di Mesir. Lihat keterangannya dalam kitab ad-Daruz hal: 5 oleh D. Muhammad Ahmad al-Khatib.
[9] . Lihat Maqalaat Islamiyah 1/66-88. Milal wa Nihal 1/151, 176-191 oleh Syahrastani. Firaq bainal Firaq hal: 23-24, 225-230 oleh Baghdadi. Tahdzib Tarikh Dimasq 7/430 oleh Ibnu Mandhur.
Diambil dari e-book "Akar Kesyirikan Dalam Asma dan Shifat Allah". Dinukil dari Buku: “Syirik pada Zaman Dahulu dan Sekarang” (2/647-679) oleh Syaikh Abu Bakar Muhammad Zakaria.

0 Response to "Membuat Tandingan Selain Allah; Awal Kemunculan Syirik Rububiyah"
Post a Comment