Mulai Panik... Polisi Mulai Tangkapi Pelaku Rush Money
Sepertinya, polisi semakin panik dan mulai kehilangan akal untuk membendung aksi demo bela Islam 2 Desember atau aksi 212. Hingga, semua cara pun ditempuh. Termasuk mengkriminalkan siapa saja yang mendukung aksi itu. Mulai dari membekukan ijin operasional angkutan yang berani mengangkut pendemo ke Jakarta, dan lainnya. Termasuk menangkap orang yang ditengarai melakukan penarikan uang di ATM atau yang kini populer dengan aksi rush money.
Seperti kabar terbaru, seorang guru berinisial AR (31 tahun), ditangkap oleh Penyidik Cyber Crime Bareskrim Polri, Kamis (24/11/2016) lalu di Jalan Mazda Raya, Kelurahan Pejagalan, Penjaringan, Jakarta Utara.
AR alias Abu Uwais, guru SMK di Pluit Raya, Penjaringan, Jakarta Utara, yang masih punya anak kecil ini, ditangkap seusai mengajar.
Alasan polisi menangkap AR terkait dengan postingan di Facebook miliknya dalam soal isu “rush money” yang belakangan ini santer bergulir di tengah masyarakat dan media sosial.
“Penangkapan terhadap tersangka terkait dengan postingan Facebook milik tersangka dengan akun Abu Uwais,” ujar Kadivhumas Polri Irjen Pol Boy Rafli Amar, di Mabes Polri, Jl Trunojoyo, Jakarta, Sabtu (26/11/2016), sebagaimana dilansir JITU Islamic News Agency (INA) dan dimuat situs Salam-Online.com.
Dalam unggahannya di media sosial itu, kata Boy, AR tampak seolah-seolah sedang tidur dengan dikelilingi uang dan buku tabungan. Uang itu katanya ditarik dari bank.
Menurut kepolisian, AR melalui unggahannya itu mengajak kepada semua orang untuk mengambil tabungannya.
Dalam salinan foto dari akun Abu Uwais yang dipamerkan Boy kepada wartawan, tampak uang dengan pecahan Rp 100 ribu dan Rp 50 ribu yang disusun menyerupai tulisan “2 DES”.
“Jadi ini sangat provokatif sekali. Tentu sangat tidak mendidik dan sangat tidak baik untuk masyarakat,” tuding Boy di hadapan wartawan di ruang Divisi Humas Polri.
Setelah penangkapan itu, kata Boy, kepolisian melakukan pemeriksaan terhadap AR. Dari yang bersangkutan, ujar Boy, telah diamankan sebuah telepon seluler dan beberapa perlengkapan barang pribadi yang sedang dalam pemeriksaan. AR pun ditetapkan sebagai tersangka.
“Proses penyidikannya (sedang) berjalan,” terang Boy.
AR dijerat dengan Pasal 28 Ayat 2 Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi Transaksi Elektronik (ITE) yang ancaman hukumannya di atas 5 tahun penjara.
Meski telah ditetapkan sebagai tersangka, guru SMK itu tidak ditahan. Hanya dikenakan wajib lapor dua kali dalam sepekan.
“Dia masih punya anak kecil dan dia seorang guru,” ucap Boy saat ditanya soal alasan kenapa AR tidak ditahan.
Reporter: Muhammad Abdus Syakur/JITU INA (Salam-Online.com)
Seperti kabar terbaru, seorang guru berinisial AR (31 tahun), ditangkap oleh Penyidik Cyber Crime Bareskrim Polri, Kamis (24/11/2016) lalu di Jalan Mazda Raya, Kelurahan Pejagalan, Penjaringan, Jakarta Utara.
AR alias Abu Uwais, guru SMK di Pluit Raya, Penjaringan, Jakarta Utara, yang masih punya anak kecil ini, ditangkap seusai mengajar.
Alasan polisi menangkap AR terkait dengan postingan di Facebook miliknya dalam soal isu “rush money” yang belakangan ini santer bergulir di tengah masyarakat dan media sosial.
“Penangkapan terhadap tersangka terkait dengan postingan Facebook milik tersangka dengan akun Abu Uwais,” ujar Kadivhumas Polri Irjen Pol Boy Rafli Amar, di Mabes Polri, Jl Trunojoyo, Jakarta, Sabtu (26/11/2016), sebagaimana dilansir JITU Islamic News Agency (INA) dan dimuat situs Salam-Online.com.
Dalam unggahannya di media sosial itu, kata Boy, AR tampak seolah-seolah sedang tidur dengan dikelilingi uang dan buku tabungan. Uang itu katanya ditarik dari bank.
Menurut kepolisian, AR melalui unggahannya itu mengajak kepada semua orang untuk mengambil tabungannya.
Dalam salinan foto dari akun Abu Uwais yang dipamerkan Boy kepada wartawan, tampak uang dengan pecahan Rp 100 ribu dan Rp 50 ribu yang disusun menyerupai tulisan “2 DES”.
Dalam unggahan AR itu diberi keterangan, “Aksi “Rush Money” mulai berjalan… Ayo ambil uang kita dari bank milik komunis…”
“Jadi ini sangat provokatif sekali. Tentu sangat tidak mendidik dan sangat tidak baik untuk masyarakat,” tuding Boy di hadapan wartawan di ruang Divisi Humas Polri.
Tidak Ditahan
Setelah penangkapan itu, kata Boy, kepolisian melakukan pemeriksaan terhadap AR. Dari yang bersangkutan, ujar Boy, telah diamankan sebuah telepon seluler dan beberapa perlengkapan barang pribadi yang sedang dalam pemeriksaan. AR pun ditetapkan sebagai tersangka.
“Proses penyidikannya (sedang) berjalan,” terang Boy.
AR dijerat dengan Pasal 28 Ayat 2 Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi Transaksi Elektronik (ITE) yang ancaman hukumannya di atas 5 tahun penjara.
Meski telah ditetapkan sebagai tersangka, guru SMK itu tidak ditahan. Hanya dikenakan wajib lapor dua kali dalam sepekan.
“Dia masih punya anak kecil dan dia seorang guru,” ucap Boy saat ditanya soal alasan kenapa AR tidak ditahan.
Reporter: Muhammad Abdus Syakur/JITU INA (Salam-Online.com)
0 Response to "Mulai Panik... Polisi Mulai Tangkapi Pelaku Rush Money"
Post a Comment