Allahu Akbar, Inilah Atlet Pertama yang Berjilbab Dalam Olimpiade Brasil 2016

Bacaan Muslimah - Bukan main bahagia yang dirasakan oleh wanita ini. Ia akan menjadi atlet berjilbab pertama dari Ameria Serikat (USA) dalam Olimpiade Brasil 2016 dari cabang oleh raga anggar. 

Gadis bernama Ibtihaj Muhammad ini mengaku jatuh hati dengan anggar di usia tiga belas tahun, sejak pertama kali mencobanya. “Sebagai Muslimah,” katanya sebagaimana dipublikasikan oleh Islam Digest Republika (7/2/2016), “ternyata anggar sangat mengakomodasi. Agama saya meminta agar menutup aurat, begitu juga anggar.”

Muslimah yang lahir di Maplewood New Jersey ini pun mengasah kemampuannya dengan sungguh-sungguh. Ia belajar siang dan malam sebagai seorang profesional hingga mengantarkannya dari satu kemenangan menuju kemenangan gemilang lainnya.

Puncaknya, Ibtihaj Muhammad memenangkan Piala Dunia Anggar yang diselenggarakan di Athena Yunani awal Januari tahun ini. Lantaran prestasi itu, Muslimah bertubuh kekar ini berhak tampil di Olimpiade Brasil 2016 mendatang.

“Saya,” ungkapnya membuka rahasia keberhasilan, “selalu percaya dengan kerja keras, kegigihan, dan dedikasi.” Ia juga bersikap optimis akan bisa membuat sejarah dalam ajang Olimpiade yang akan dilakoninya ini. Katanya penuh keyakinan, “Saya bisa membuat sejarah dalam Olimpiade bersama rekan-rekan saya.”

Apa yang dialami oleh Ibtihaj, sejatinya merupakan tamparan bagi kita, bangsa Indonesia. Saat Islam menggeliat di negeri-negeri kafir, sebagian kita justru mulai ragu untuk menunjukkan keislaman dalam banyak bidang dan identitasnya.

Hendaknya hal ini juga dijadikan pelecut, bahwa kaum Muslimin memang dilahirkan untuk menjadi pribadi yang penuh prestasi, di bidang apapun. Hendaknya kaum Muslimin tidak membatasi diri, berjuang di berbagai ranah, membawa identitas Islam, dan tidak luntur dengan godaan, seberat apapun.

Mirisnya, sebagian kaum Muslimin negeri ini justru kurang berprestasi. Islam masih dikotak-kotak dalam pecah belah. Bukan sibuk memperbaiki kualitas amal, kaum Muslimin justru sibuk berdiskusi tentang hal-hal yang menjadi perbedaan di kalangan umat. Alhasil, Muslim kita banyak, tapi kualitas belum bisa dibanggakan.

Kini, saatnya bagi kita untuk merenungkan petuah Muslimah Amerika lulusan Universitas Duke ini, “Saya ingin membuat teladan sebaik mungkin.” Ya. Begitu pula seharusnya kita. Harus menjadi Muslim yang prestatif, bukan Muslim yang hobi menyalahkan dan memvonis kelompok lain. Wallahu a’lam. 

Sumber : www.BersamaDakwah.Com

Share this post