DO'A (Syarat Terkabulnya Doa)
DO'A (Syarat Terkabulnya Doa)
Doa yang kita panjatkan berpeluang besar dikabulkan oleh Allah jika memerhatikan dan memenuhi syarat-syarat terkabulnya doa. Syarat-syarat itu adalah sebagai berikut.
1. Ikhlas
Doa adalah ibadah. Karena itu, sebagaimana ibadah yang harus dikerjakan dengan ikhlas, maka doa pun harus dilakukan dengan ikhlas. Ikhlas di sini mengandung dua pengertian; pertama, doa hanya hak ditujukan kepada Allah karena hanya Dia-lah yang Mahakuasa mengabulkan doa. Kedua, berdoa dengan kesadaran diri bahwa kitalah yang membutuhkan doa. Karena itu, berdoalah dengan penuh ketulusan tanpa ada keterpaksaan sama sekali.
Ibnu Abbas ra. meriwayatkan bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Apabila Engkau memohon, maka mohonlah kepada Allah. Dan apabila engkau meminta pertolongan, maka mintalah kepada Allah.” (HR. Tirmidzi dan Ahmad).
2. Sabar dan Tidak Tergesa-gesa
Pengabulan doa terkadang memerlukan proses seiring dengan kesungguhan kita, baik dalam berusaha maupun dalam berdoa itu sendiri. Karena itu, dalam berdoa, jangan ada perasaan dan sikap ingin segera dikabulkan.
Ibnu Qayyim Al-Jauziyah berkata, “Salah satu penghalang dikabulkannya doa adalah si pemohon bersikap ingin doanya segera dikabulkan dan tidak mau menerima proses pengabulan doa. Akhirnya, ia pun meninggalkan doa. Hal ini seperti orang yang menanam benih, namun ketika melihat pertumbuhan benih tersebut lambat dan lama berbuah, dia membiarkan dan meninggalkan benih tersebut.”
Dalam hal ini, Rasulullah saw. bersabda, “Doa salah seorang di antara kamu akan diterima selama tidak bersikap tergesa-gesa (ingin segera dikabulkan).” (HR. Bukhari dan Muslim).
Dalam Hadis lain, Abu Hurairah ra. meriwayatkan bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Doa seorang hamba akan dikabulkan selama tidak melakukan dosa besar, memutus silaturahmi, dan tergesa-gesa.” Para sahabat bertanya, “Ya Rasulullah, apakah yang dimaksud dengan tergesa-gesa?” Rasulullah saw. bersabda, “Seseorang yang berkata, ‘Aku telah berdoa dan terus berdoa, tapi tidak pernah dikabulkan.’ Lalu dia merasa menyesal dan kemudian meninggalkan doa.”
3. Bertobat dari Segala Dosa
Syarat ini sangat penting agar doa kita terkabul. Sebagian doa tidak terkabul karena adanya penghalang, yaitu dosa dan maksiat yang diperbuat. Umar bin Khathab ra. berkata, “Bersikap wara’ (mawas diri) dari segala yang dilarang Allah akan membuat doa dan tasbih diterima Allah.”
Doa akan sulit sampai kepada Allah jika terhalangi oleh dosa dan maksiat yang kita perbuat. Karena itu, kita harus bertobat kepada Allah dengan sebenar-benarnya (tobat nasuha).
Al-Qur’an menegaskan, “Hai orang-orang yang beriman, bertobatlah kepada Allah dengan tobat yang semurni-murninya, mudah-mudahan Tuhan kamu akan menutupi kesalahan-kesalahanmu dan memasukkanmu ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai…”. (QS. At-Tahrim [66]: 8).
Oleh karena itu, mari kita bersihkan jalan doa dari segala kotoran dengan bertobat agar doa kita sampai kepada Allah dan dikabulkan. Jika jalan doa tidak dibersihkan dari segala kotoran, maka bagaimana bisa doa kita sampai kepada Allah? Artinya, bagaimana bisa kita berharap doa kita dikabulkan jika siang dan malam diisi dengan perbuatan dosa dan maksiat?
Doa yang kita panjatkan berpeluang besar dikabulkan oleh Allah jika memerhatikan dan memenuhi syarat-syarat terkabulnya doa. Syarat-syarat itu adalah sebagai berikut.
4. Berusaha Selalu Mengonsumsi Makanan Halal
Syarat lain terkabulnya doa adalah kita senantiasa mengonsumsi makanan halal. Jangan sampai ada barang haram yang masuk ke dalam perut kita. Rezeki dan makanan yang haram akan menghalangi terkabulnya doa. Jika rezeki yang di tangan dan makanan yang di dalam perut adalah sesuatu yang haram, maka akan menghalangi terkabulnya doa.
Rasulullah saw. bersabda, “Sesungguhnya Allah Swt. itu thayyib dan tidak menerima kecuali yang thayyib. Sesungguhnya Allah telah menyuruh kaum mukminin dengan apa yang diperintahkan-Nya kepada para Rasul. Allah swt. berfirman, ‘Hai para Rasul, makanlah dari makanan-makanan yang thayyib dan kerjakanlah amal saleh.’ Allah Swt. juga berfirman, ‘Hai orang-orang yang beriman, makanlah di antara rezeki-rezeki yang thayyib yang Kami berikan kepadamu.’ Kemudian, beliau (Rasulullah) menyebut tentang seorang laki-laki yang menempuh perjalanan panjang, badannya kumal dan berdebu, ia mengangkat tangannya ke langit seraya berdoa, ‘Ya Tuhanku…Ya Tuhanku.’ Sedangkan, makanannya haram, minumannya haram, pakaiannya haram, dan ia dikenyangkan dengan sesuatu yang haram, maka bagaimana mungkin doanya dikabulkan.” (HR. Muslim).
Karena itu, kita semestinya memerhatikan kehalalan rezeki yang kita peroleh dan makanan yang kita konsumsi. Ibnu Rajab berkata, “Makanan, minuman, pakaian, dan sumber penghasilan yang halal merupakan salah satu penyebab diterimanya doa.”
Sa’ad bin Abi Waqash adalah salah seorang sahabat Rasulullah saw. yang doanya mustajab. Ternyata salah satu rahasia kemustajaban doa Sa’ad adalah ia hanya mengonsumsi makanan halal.
Sa’ad berkata, “Saya tidak pernah memasukkan ke dalam perut saya suatu makanan kecuali saya mengetahui dari mana sumbernya dan bagaimana cara mendapatkannya.”
Karena itu, marilah kita mengintrospeksi diri dari mana makanan dan rezeki kita berasal? Apakah dari sumber yang halal? Dengan cara apa memerolehnya? Konsumsilah hanya makanan yang halal dan diperoleh dengan cara yang halal pula agar doa kita terkabul.
5. Berbaik Sangka kepada Allah
Syarat selanjutnya agar doa terkabul adalah senantiasa berbaik sangka kepada Allah. Yakinlah bahwa Allah akan mengabulkan segala permohonan kita karena Dia adalah Al-Wahhab (Maha Pemberi karunia).
Abu Hurairah ra. meriwayatkan bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Berdoalah kalian kepada Allah dengan penuh keyakinan akan diterima karena sungguh Allah tidak mengabulkan doa orang yang hatinya lalai dan tidak yakin.” (HR. Tirmidzi).
Dalam Hadis qudsi yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah ra., Rasulullah saw. bersabda, “Allah Swt. berfirman, ‘Aku mengikuti persangkaan hamba-Ku dan Aku selalu bersamanya di manapun dia mengingat-Ku.’” (HR. Bukhari dan Muslim).
Imam Asy-Syaukani mengatakan bahwa hadis di atas merupakan peringatan bagi manusia agar selalu berbaik sangka kepada Allah. Karena, Allah memberikan karunia bagi hamba-Nya sesuai dengan prasangka mereka. Siapa saja yang berbaik sangka kepada Allah, niscaya Dia akan membalas dengan karunia berlimpah.
Sejatinya, tidak ada alasan bagi kita untuk berburuk sangka kepada Allah. Bagaimana bisa kita berburuk sangka kepada Allah, padahal kita hidup atas karunia Allah. Kita makan dari rezeki yang diberikan Allah. Kita dikaruniai oleh Allah berbagai nikmat yang berlimpah, sehingga dapat menjalani kehidupan dengan baik. Maka, berbaik sangkalah selalu kepada Allah dalam situasi dan kondisi apapun, terutama dalam berdoa kepada-Nya agar doa kita terkabul.
6. Menghadirkan Hati dan Menadaburi Doa yang Diucapkan
Syarat selanjutnya agar doa terkabul adalah hadirnya hati (khusyuk) ketika berdoa dan menadaburi doa yang diucapkan. Imam Nawawi mengatakan, “Ketahuilah bahwa maksud doa adalah menghadirkan hati.”
Bagaimana doa kita akan dikabulkan jika kita lalai ketika mengucapkannya dan tidak mengerti isi doa yang dipanjatkan? Rasulullah saw. bersabda, “Ketahuilah bahwa Allah tidak menerima doa orang yang hatinya lalai dan tidak yakin.” (HR. Tirmidzi).
7. Meningkatkan Keimanan dan Ketaatan kepada Allah
Syarat terakhir agar doa terkabul adalah senantiasa meningkatkan keimanan dan ketaatan kepada Allah. Dengan iman dan taat yang semakin meningkat, maka kita semakin dekat dengan Allah. Dan, jika telah dekat dengan Allah, niscaya permohonan yang kita panjatkan akan didengar dan dikabulkan oleh-Nya.
Al-Qur’an menerangkan, “Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu (Muhammad) tentang Aku, maka (jawablah) sesungguhnya Aku dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia berdoa kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah)-Ku dan beriman kepada-Ku agar mereka memeroleh kebenaran.” (QS. Al-Baqarah [2]: 186).
Ayat di atas menerangkan ada dua syarat agar doa kita dikabulkan oleh Allah, yaitu memenuhi segala perintah Allah (falyastajiibuulii) dan beriman kepada Allah (walyu’minuubii). Jika kedua syarat tersebut telah terpenuhi, insya Allah doa kita akan terkabul.
Imam Al-Laits meriwayatkan bahwa Nabi Musa as. melihat seorang laki-laki yang berdoa mengangkat kedua tangannya, dan dia terlihat bersungguh-sungguh dalam berdoa.
Lantas, Nabi Musa as. pun berdoa, “Wahai Rabbku, betapa banyak hamba-Mu yang berdoa kepada-Mu, sehingga Engkau menyayanginya dan Engkau Maha Penyayang. Maka, apa yang akan Engkau perbuat dengan kebutuhan orang ini?”
Allah SWT berfirman, “Wahai Musa, Aku tidak akan menyia-nyiakan permohonannya jika ia telah memenuhi hak-hak-Ku.”
Sumber : Buku "Menjadi Muslim Milyarder" by @AnangSujana
Baca juga tentang:
0 Response to "DO'A (Syarat Terkabulnya Doa)"
Post a Comment